(KUMPULAN ARTIKEL) TENTANG INFLUENZA…PANAS, SAKIT TENGGOROKAN, MUAL, NYERI OTOT

Influenza, biasa disebut sebagai flu, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari keluarga Orthomyxoviridae yang mempengaruhi burung dan mamalia. Nama influenza berasal dari Italia: influenza, yang berarti “mempengaruhi” (Latin: influentia). Gejala umum penyakit ini adalah badan terasa panas dingin, demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala parah, batuk, kelemahan dan rasa tidak nyaman. Gejala yang paling serng terjadi adalah demam dan batuk. Dalam kasus lebih serius, influenza menyebabkan radang paru-paru, yang dapat menimbulkan kematian, khususnya bagi kaum muda dan orang tua.

Biasanya, influenza ditularkan melalui udara oleh batuk atau bersin, menciptakan udara di sekitarnya yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kotoran burung, air liur, nasal secretions (ingus), kotoran dan darah. Infeksi juga terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh. Udara yang tercemar virus ini dianggap bisa menyebabkan infeksi kebanyakan, walaupun demikian, cara penularan dari udara ke tubuh masih belum jelas. Virus influenza dapat menjadi tidak aktif/mati oleh sinar matahari, disinfectan dan deterjen. Virus dapat juga dibunuh oleh sabun; sering mencuci tangan mengurangi risiko infeksi.

Gambaran 3D virus influenza

Gambaran 3D virus influenza

Influenza menyebar di seluruh dunia dalam wabah musiman, menjadi menyebabkan kematian bagi ratusan ribu – juta per tahun pada tahun-tahun pandemi. Tiga pandemi influenza terjadi pada abad ke 20 dan membunuh puluhan juta orang, dengan masing-masing yang disebabkan oleh pandemi strain virus baru pada manusia. Seringkali, strain-strain baru ini memunculkan strain virus flu baru yang menyebar ke manusia dari jenis hewan tertentu, atau strain virus flu manusia mengambil gen dari virus yang biasanya infects burung atau babi (sehingga memunculkan strain terbaru lagi).

Strain yang bernama Avian (H5N1) menaikkan kekhawatiran akan munculnya pandemi influenza yang baru, setelah muncul di Asia pada tahun 1990-an, tetapi ini belum berkembang ke bentuk yang mudah menyebar antar manusia. Pada bulan April 2009 sebuah strain flu berkembang, yang merupakan kombinasi dari gen manusia, babi, dan flu burung. Sebelumnya ini dikenal sebagai “flu babi”, munculnya di Mexico.

Vaksinasi terhadap influenza biasanya diberikan kepada orang-orang di negara-negara berkembang dan pada peternakan unggas. Vaksin influenza yang paling umum bagi manusia adalah vaksin trivalent (TIV) yang mengandung bahan pembunuh material tiga jenis virus. Biasanya, vaksin ini berisi bahan dari dua virus influenza subtype A dan satu strain virus influenza subtype B. TIV tidak membawa risiko transmisi penyakit. Sebuah vaksin yang diformulasikan untuk satu tahun mungkin tidak efektif pada tahun berikutnya sejak virus influenza mengalami perkembangan pesat, dan strain baru cepat menggantikan strain yang lama. Obat antivirus dapat digunakan untuk mengobati influenza secara efektif, contohnya neuraminidase inhibitors.

Jenis virus influenza
Dalam klasifikasi virus, virus influenza adalah suatu virus RNA keluarga Orthomyxoviridae, yang terdiri dari lima genera:

  • Influenza virus A (lihat penjelasan di bawah),
  • Influenza virus B (lihat penjelasan di bawah),
  • Influenza virus C (lihat penjelasan di bawah),
  • Isavirus, menginfeksi ikan salmon,
  • Thogotovirus, menyebabkan demam dan Encephalitis (inflamasi pada otak manusia); bereplikasi dalam sel tubuh tick (sejenis kumbang kecil) dan hewan vertebrata tertentu.

Virus-virus ini terkait dekat dengan virus parainfluenza manusia, dimana virus-virus RNA termasuk dalam keluarga paramyxovirus yang umum menyebabkan infeksi pernafasan pada anak-anak (khususnya bayi), namun juga dapat menyebabkan penyakit yang serupa dengan influenza pada orang dewasa.

Influenza virus A
Genus ini memiliki satu spesies yaitu virus influenza A. Burung perairan liar di alam bebas menjadi rumah bagi berbagai variasi influenza A. Sesekali, virus yang ditularkan ke spesies lain dan mungkin akan menyebabkan wabah bagi unggas di suatu kawasan tertentu atau menimbulkan pandemi influenza bagi manusia. Diantara tiga jenis influenza, Virus-virus type A adalah patogen yang paling mematikan bagi manusia dan menyebabkan penyakit yang paling parah. Virus influenza A dapat dibagi menjadi beberapa serotype yang berbeda berdasarkan respon antibodi terhadap virus ini. Serotype-serotype yang telah dikonfirmasi pada manusia, dikenal sebagai pandemi pembawa kematian adalah:

H1N1 yang menyebabkan flu Spanyol tahun 1918, dan flu babi tahun 2009
– H2N2 yang menyebabkan Flu Asia di tahun 1957
– H3N2 yang menyebabkan Flu di Hong Kong 1968
H5N1, (Flu Burung) sebuah ancaman pandemi merupakan flu musiman 2007-2008
– H7N7, yang memiliki potensi zoonotic yang tidak biasa
– H1N2, endemik pada manusia dan babi
– H9N2
– H7N2
– H7N3
– H10N7

Influenza virus B
Genus ini memiliki satu spesies, Virus influenza B. Influenza B hampir seluruhnya menginfeksi manusia dan sangat sedikit menginfeksi dibandingkan influenza A. Satu-satunya binatang yang diketahui rentan terhadap infeksi influenza B adalah singa laut dan ferret (sejenis musang?). Kemampuan bermutasi jenis influenza ini 2-3 kali lebih rendah dibandingkan tipe A, sehingga memiliki tingkat keragaman genetik yang rendah yaitu hanya terdapat satu serotype influenza B. Sebagai akibatnya, antigennya pun kurang beragam, imunitas untuk influenza B biasanya diperoleh manusia pada usia dini. Namun, bukan berarti influenza B tidak bisa lagi bermutasi.

Influenza virus C
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C yang menginfeksi manusia, anjing dan babi, kadang-kadang menyebabkan sakit parah dan epidemik (wabah) pada tingkat lokal. Influenza C sangat sedikit dibandingkan dengan jenis lainnya dan biasanya menyebabkan penyakit ringan pada anak-anak.

Replikasi (memperbanyak/menggandakan diri)
Virus-virus hanya dapat melakukan replikasi pada sel hidup. Infeksi Influenza dan replikasi adalah proses multi-step: pertama, virus mengikatkan dirinya dan masuk ke dalam sel, kemudian mengirimkan genome-nya ke suatu tempat dimana ia dapat memproduksi salinan protein virus baru dan RNA, kemudian semua komponen berkumpul yang menjadi partikel virus baru dan akhirnya keluar dari sel host (tempat menggandakan diri tadi).

Penularan
Seseorang yang terjangkit influenza bisa terlihat sehat antara dua-tiga hari setelah terinfeksi dan bisa menularkan selama sedikitnya sekitar sepuluh hari. Anak-anak lebih banyak tertular dari orang dewasa dan virus menetap dan tidak memperlihatkan gejala sampai dua minggu setelah terinfeksi.

Influenza dapat menyebar dalam tiga cara:

  • Melalui lendir bersin yang masuk ke dalam mata, hidung atau mulut orang lain yang sehat,
  • Melalui udara tercemar virus dari orang yang batuk, bersin dan ludahan kemudian masuk lewat pernafasan orang sehat,
  • Melalui tangan ke mulut baik dari kejangkitan permukaan langsung atau kontak pribadi, seperti berjabat tangan.

Ketiga cara di atas berkontribusi terhadap penyebaran virus. Pada jalur udara, suatu tetesan kecil cairan yang berisi virus influenza (kira-kira berdiameter 0,5 hingga 5 μm) yang terhirup sudah cukup untuk menjadi infeksi bagi seseorang. Meskipun demikian, walau satu bersin bisa berisi 40.000 tetes cairan, kebanyakan dari tetesan ini akan segera hilang di udara. Ketahanan influenza berada di udara terbuka kelihatannya dipengaruhi oleh tingkat kelembaban dan radiasi UV: dengan kelembaban dan kurangnya sinar matahari di musim dingin mungkin membantu virus bisa bertahan lama.

Virus influenza dapat menular melalui kontaminasi terhadap permukaan seperti kertas, kenop pintu, tombol lampu dan barang-barang rumah tangga lainnya. Waktu yang diperlukan virus untuk tetap bertahan pada permukaan benda bervariasi. Mereka dapat tetap hidup dalam satu sampai dua hari pada lapisan yang keras atau permukaan tidak berpori seperti logam atau plastik; selama sekitar lima belas menit pada kertas tisu kering, dan hanya lima menit di kulit. Namun, jika virus berada di lendir, maka mereka akan bisa bertahan dalam waktu lama.

Gejala
Gejala influenza dimulai secara cepat dalam satu hingga dua hari setelah terinfeksi. Biasanya gejala pertama adalah bersin atau sensasi rasa kaku, demam juga umum terjadi di awal infeksi, dengan suhu tubuh berkisar 38-39 ° C. Banyak orang yang sakit flu lebih memilih bertahan di tempat tidur untuk beberapa hari. Sakit flu menimbulkan rasa sakit dan nyeri di seluruh tubuh mereka, yang lebih parah di punggung dan kaki. Gejala influenza yang mungkin bisa terjadi yaitu:
– Badan nyeri, terutama sendi dan tenggorokan
– Kedinginan dan demam yang ekstrim
– Kelelahan
– Sakit kepala (Headache)
– Mata berair
– Mata, kulit (terutama wajah), mulut, hidung dan tenggorokan memerah
– Abdominal pain/sakit perut pada anak-anak (dengan influenza B).

Hal yang sulit adalah membedakan antara common cold (Acute viral rhinopharyngitis) dengan influenza karena mereka menimbulkan gejala yang mirip pada tahap awal terinfeksi. Namun flu dapat dikenali dengan demam tinggi dengan serangan mendadak dan sangat kelelahan. Diare adalah gejala yang tidak biasa dari influenza pada orang dewasa, meskipun ini terlihat pada beberapa kasus manusia akibat H5N1 (flu burung) dan dapat menjadi gejala pada anak-anak.

Dari gejala yang tercantum di atas, kombinasi demam dengan batuk, sakit tenggorokan dan/atau keluarnya ingus dapat meningkatkan keakuratan diagnostik.

Vaksinasi
Vaksinasi terhadap influenza dengan vaksin influensa sering dianjurkan untuk kelompok berisiko tinggi, seperti anak-anak dan orang tua, atau orang-orang yang memiliki asma, diabetes, atau penyakit jantung. Efektivitas vaksin influenza ini bervariasi. Karena tingginya tingkat mutasi virus, vaksin influenza tertentu biasanya memberikan perlindungan untuk tidak lebih dari beberapa tahun.

Suatu hal yang memungkinkan bagi manusia untuk tetap terinfeksi influenza walaupun kita sudah divaksinasi. Vaksin dire-formulasi setiap musim untuk beberapa strain flu, tetapi adalah hal yang tidak mungkin untuk memasukkan semua strain yang aktif menginfeksi manusia dalam satu musim. Diperlukan Waktu kurang lebih enam bulan bagi produsen obat untuk merumuskan dan menghasilkan jutaan dosis yang diperlukan untuk menangani wabah. Vaksin memakan waktu sekitar dua minggu untuk menjadi efektif, sehingga dalam jangka waktu itu, seseorang yang telah divaksin masih memungkinkan untuk terkena penyakit influenza (dari jenis strain virus yang sama dengan yang divaksinkan ke tubuhnya).

Perawatan dan pengobatan
Orang dengan flu disarankan untuk banyak istirahat, minum banyak cairan, menghindari penggunaan alkohol dan tembakau, dan jika perlu, menggunakan obat seperti parasetamol (acetaminophen) untuk meringankan dengan demam dan nyeri otot yang berhubungan dengan flu. Anak-anak and remaja dengan gejala flu terutama demam jangan menggunakan aspirin saat Influenza (khususnya influenza tipe B), karena hal tersebut dapat mengakibatkan syndrome Reye (penyakit yang berpotensi fatal hati). Influenza disebabkan oleh virus dan antibiotik tidak berpengaruh terhadap infeksi kecuali diresepkan untuk infeksi kedua yang disebabkan oleh bakteri seperti radang paru-paru. Obat antivirus dapat efektif, tetapi beberapa jenis influenza yang dapat menunjukkan perlawanan (resisten) terhadap obat antivirus.

Dua kelas obat antivirus yang digunakan melawan influenza adalah neuraminidase inhibitors dan M2 protein inhibitors (adamantane derivatif). Neuraminidase inhibitors merupakan pilihan tingkat sedang untuk infeksi virus flu karena kurang beracun dan lebih efektif, namun CDC merekomendasikan penggunaan M2 inhibitors selama musim influenza 2005-2006 karena tingginya resistensi obat.

Neuraminidase inhibitors
Obat antivirus seperti oseltamivir (nama dagangnya Tamiflu) dan zanamivir (nama dagangnya Relenza) adalah neuraminidase inhibitors yang dirancang untuk menghentikan penyebaran virus dalam tubuh. Obat ini sering efektif terhadap influenza A dan B. The Cochrane collaboration (grup yang berisi orang-orang yang bersedia memberikan penilaian obat) me-review obat-obatan ini dan menyimpulkan bahwa obat-obatan ini dapat mengurangi gejala dan komplikasi. Strain-strain virus influenza yang berbeda-beda memiliki tingkat daya tahan terhadap antiviral ini, dan adalah mustahil bagi kita untuk bisa memprediksi tingkat perlawanan apa yang mungkin akan muncul pada pandemi strain di masa mendatang.

M2 inhibitors (adamantanes)
Obat-obatan antivirus amantadine dan rimantadine memberi suatu halangan/ blok terhadap saluran ion virus (M2 protein) dan mencegah virus menginfeksi sel. Obat ini kadang-kadang efektif terhadap influenza A apabila diberikan pada awal infeksi tapi selalu tidak efektif terhadap influenza B. Penelitian untuk resistensi influenza terhadap amantadine dan rimantadine di Amerika dengan mengisolasi H3N2 menunjukkan peningkatan menjadi 91 % pada 2005. Tingginya perlawanan ini mungkin karena mudahnya mendapatkan amantadines sebagai bagian dari persiapan menghadapi musim dingin di negara-negara seperti seperti China dan Rusia, mereka juga menggunakan ini untuk mencegah wabah influenza unggas di peternakan.

Penyakit influenza

Gejala infeksi influenza A mirip dengan flu musiman. Hal ini mempersulit proses diagnosis penyakit yang kini mewabah di beberapa negara. Untuk mengantisipasi penyebaran virus itu, kemampuan diagnosis dan laboratorium di Indonesia perlu diperkuat.

“Gejala flu H1N1 (influenza A) pada manusia secara umum sama dengan flu musiman, mulai dari tanpa gejala sampai pneumonia dan meninggal,” kata dr Priyanti Z Soepandi, dokter spesialis paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Persahabatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan level kewaspadaan pandemi H1N1 pada fase 5, yaitu penularan antarmanusia.

Sejumlah gejala yang perlu dicurigai H1N1 adalah gejala mirip influenza sampai pneumonia. Gejala penyakit pernapasan akut yang baru terjadi perlu diwaspadai bila disertai lendir berlebihan dari hidung, sakit tenggorokan, dan batuk. Apalagi bila dalam tujuh hari sebelum sakit ada kontak dengan kasus konfirmasi H1N1 atau berkunjung ke area kasus konfirmasi H1N1.

Pada orang dewasa, keadaan gawat darurat ditandai kesulitan bernapas atau bernapas pendek, nyeri atau rasa tertekan pada dada dan perut, pusing tiba-tiba, dan muntah berat. Untuk mendiagnosis, spesimen harus diambil secepat mungkin dan diperiksa dengan real time PCR (polymerase chain reaction), kultur virus, dan tes lain.

Kondisi gawat darurat pada anak ditandai pernapasan cepat atau sulit bernapas, warna kulit kebiruan, tidak cukup minum, susah bangun dan tidak berinteraksi, serta amat rewel.

Gejala mirip flu membaik, tetapi lalu kembali dengan gejala demam dan batuk hebat, diare, serta muntah.

Virus influenza

Ada 3 tipe virus influenza: A, B dan C. Virus influenza tipe C hanya menyebabkan gejala saluran napas yang ringan dan tidak menyebabkan wabah. Virus influenza A dan B menyebabkan wabah. Virus influenza A terdiri dari beberapa subtipe tergantung protein di permukaan virus, yaitu hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N). Ada 16 subtipe hemagglutinin dan 9 subtipe neuraminidase. Yang paling sering menyerang manusia  adalah virus influenza A (H1N1) dan A (H3N2).
Virus influenza B tidak dibagi dalam subtipe.
Virus influenza A (H1N1), A (H3N2), dan influenza B terdapat di dalam vaksin influenza, sehingga manusia mendapat perlindungan terhadap influenza A dan B.

Penyakit influenza

Influenza (flu) merupakan penyakit saluran napas yang disebabkan virus influenza. Influenza sangat menular. Ia dapat menyebabkan gejala ringan sampai berat, bahkan kematian. Pencegahan terbaik adalah dengan memberi vaksin influenza.
Sebelum adanya vaksin, di Amerika, setiap tahunnya influenza menyerang 5% sampai 20% penduduk, dengan 200,000 orang terpaksa dirawat karena komplikasi, dan 36,000 orang meninggal. Yang paling berisiko adalah anak-anak kurang dari lima tahun dan orang tua lebih dari 65 tahun.

Gejala influenza bervariasi dari ringan sampai berat, biasanya berupa:

  • Demam yang seringkali tinggi
  • Sakit kepala
  • Merasa letih
  • Batuk kering
  • Nyeri tenggorok
  • Hidung beringus atau tersumbat
  • Nyeri otot
  • Gejala perut misalnya mual, muntah, diare, yang lebih sering terjadi pada anak

Sebagian besar orang yang sakit akan sembuh dalam beberapa hari sampai kurang dari 2 minggu. Tetapi, beberapa orang dapat mengalami komplikasi berat seperti pneumonia atau radang paru, infeksi telinga atau infeksi sinus. Influenza juga memperberat penyakit kronik yang sudah ada, misalnya asma, penyakit jantung dan lain-lain.

Penyebaran influenza adalah melalui percikan ludah, disebut sebagai droplet spread. Percikan ludah terjadi bila seseorang batuk atau bersin. Influenza juga dapat menular bila seseorang menyentuh saputangan yang mengandung percikan ludah, kemudian menyentuh hidungnya sendiri tanpa mencuci tangan.
Orang dewasa dapat menularkan sejak hari pertama sampai hari ke lima. Anak-anak dapat menularkan sampai lebih dari 7 hari. Tidak heran bahwa penularan mudah sekali terjadi.
Gejala muncul sejak hari pertama tertular atau bisa setelah 4 hari. Ini berarti bahwa orang yang sakit dapat menularkan sebelum ia betul-betul merasa sakit. Beberapa orang bahkan tidak merasa sakit sama sekali tetapi tetap menularkan ke orang lain.

Bagaimana membedakan common cold dengan flu?

  • Keduanya menyerang saluran napas dengan gejala yang mirip, tetapi virusnya berbeda.
  • Gejala flu lebih berat, meliputi demam, tubuh terasa ngilu, lelah dan batuk.
  • Common cold biasanya menunjukkan gejala lebih ringan berupa ingus meler atau hidung tersumbat. Tidak menyebabkan pneumonia, infeksi bakteri sekunder dan tidak pernah masuk rumah sakit.

INFLUENZA A – H1N1 (FLU MEKSIKO)
Kamis, 11 Juni 2009, World Health Organisation (WHO) telah menaikkan tingkat pandemi influenza A dari fase 5 menjadi fase 6. Influenza A yang sebelumnya dikenal sebagai flu babi dapat menular dengan cepat dari satu orang ke orang lain dan dari satu negara ke negara lain. Saat ini sudah hampir 30.000 kasus yang dinyatakan positif influenza A dan penularan sudah terjadi pada 74 negara. Meskipun angka kematian influenza A hanya 0,5 – 2% dari seluruh kasus, perlu ada kewaspadaan dan ketanggapan individu, tenaga medis dan intansi pelayanan kesehatan dalam pencegahaan dan penanganan kasus influenza secara umum dan khususnya apabila dicurigai influenza A. Kita juga perlu waspada karena beberapa negara tetangga kita yaitu Singapura, Malaysia, Filipina dan Australia sudah ditemukan kasus influenza A. Influenza: Flu Influenza adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit tersebut dapat memberikan gejala mulai dari infeksi ringan sampai berat dan bahkan dapat mengakibatkan komplikasi dan kematian. Sebetulnya influenza juga sering dialami oleh penduduk Indonesia dan sering dikenal dengan flu. Dan influenza yang terjadi di Indonesia (selain flu burung) umumnya memberikan gejala yang ringan hingga sedang. Sedangkan di negara empat musim seperti Amerika, infeksi influenza yang dikenal dengan seasonal influenza sering mengakibatkan infeksi berat. Virus influenza terdiri dari 3 tipe yaitu Influenza A, Influenza B, dan Influenza C.
Masing-masing tipe memiliki subtipe atau strain yang berbeda. Sebagai contoh, virus influenza A mempunyai beberapa strain yang ditentukan oleh dua protein virus yaitu protein hemaglutinin (H) dan protein neuramidase (N). Strain virus influenza A yang sudah dikenali menginfeksi manusia salah satunya adalah virus influenza A (H3N2).
Influenza A (H1N1) – Flu Meksiko
Influenza A (H1N1) atau flu meksiko merupakan strain baru virus influenza A
yang menginfeksi manusia. Influenza A (H1N1) berbeda dengan strain virus influenza lainnya yang selama ini sering menginfeksi manusia dan sebagian besar manusia tidak mempunyai kekebalan terhadap virus tersebut. Oleh karena itu virus tersebut dapat dengan mudah menyebar dari manusia ke manusia. Penularan terjadi melalui udara (batuk, bersin) atau kontak langsung dengan penderita atau benda yang sudah terkontaminasi. Penularan virus tersebut dapat terjadi dengan cepat terutama pada orang muda (usia 10 – 45 tahun).
Gejala
Gejala influenza A (H1N1) adalah demam, batuk, sakit kepala, mialgia (nyeri
otot), nyeri sendi, radang tenggorokan, pilek dan kadang disertai dengan muntah dan diare. Gejala tersebut dikenal sebagai influenza-like illness (ILI) atau flu-like syndrome karena menyerupai gejala flu atau infeksi saluran pernapasan lainnya yang sering kita alami. Influenza A (H1N1) sulit dibedakan dengan flu atau infeksi saluran pernapasan lainnya apabila hanya berdasarkan pada gejala penyakit. Oleh karena itu, apabila anda menderita flu, periksakan diri anda ke dokter untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
Pencegahan adalah Pilar Utama Penanggulangan Influenza A (H1N1)
Influenza A (H1N1) dapat menular dengan cepat dari manusia ke manusia.
Kecepatan penularannya sama dengan flu biasa (seasonal flu) yang sering di alami di negara empat musim. Saat ini influenza A (H1N1) telah menular hingga 74 negara dengan jumlah penderita mencapai hampir 30.000 orang. WHO pun telah meningkatkan kewaspadaan dunia dengan menyatakan sebagai pandemi fase 6. Oleh karena itu perlu ada kewaspadaan dan peran serta kita semua dalam pencegahan dan penanganan influenza A (H1N1). Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah flu dan khususnya influenza A (H1N1).
1. Lindungi diri anda dari FLU
Anda dapat mencegah diri anda atau keluarga anda dari flu dengan cara sebagai
berikut:
§ Hindari kontak yang terlalu dekat dengan orang yang sedang flu
§ Biasakan cuci tangan dengan teratur menggunakan air dan sabun atau hand
rub terutama setelah kontak dengan pasien flu atau permukaan benda / lingkungan yang mungkin terkontaminasi
§ Hindari menyentuh mulut atau hidung anda setelah kontak dengan orang
yang sedang flu
§ Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan atau rumah anda
§ Anda tidak perlu menggunakan masker bila anda tidak sedang sakit flu
§ Jaga pola hidup sehat dengan makan makanan bergizi seimbang, istirahat / tidur yang cukup dan olah raga
2. Bila anda sakit FLU, atasi dengan tepat
Anda dapat mengatasi flu dengan baik dan mencegah flu menular ke orang lain
dengan cara sebagai berikut:
§ Istirahat di rumah, hindari keramaian, dan cuti sementara dari pekerjaan atau sekolah
§ Minum cairan lebih banyak terutama bila demam
§ Tutuplah mulut dan hidung anda apabila batuk dan bersin, dan bila anda
menggunakan tisu maka buanglah tisu di tempat sampah. Segera cuci tangan anda dengan air dan sabun atau hand rub
§ Gunakan masker untuk mencegah penularan
§ Informasikan ke keluarga atau teman anda bahwa anda sedang sakit flu dan
hindari kontak terlalu dekat dengan orang lain
§ Periksakan diri anda ke dokter untuk mengetahui diagnosis penyakit yang
sedang anda alami dan mendapatkan pengobatan yang tepat terutama
apabila anda sedang hamil, penderita diabetes, asma, penyakit paru,
penyakit jantung, atau penyakit imunodefisiensi.
§ Segera ke dokter apabila anda/keluarga anda mengalami:
Ø Sesak napas atau sakit dada
Ø Bibir berwarna kebiru-biruan
Ø Muntah-muntah dan tidak dapat menerima cairan/minuman
Ø Dehidrasi
Ø Kejang
Ø Penurunan kesadaran
3. Vaksinasi
Vaksinasi merupakan pencegahan yang efektif terhadap influenza. Namun vaksin influenza A (H1N1) saat ini belum tersedia. Vaksin influenza yang beredar saat ini merupakan vaksin terhadap seasonal influenza dan tidak efektif mencegah influenza A (H1N1). WHO sedang mengembangkan vaksin influenza A (H1N1) yang diperkirakan selesai 5 – 6 bulan sejak virus tersebut ditemukan.
4. Larangan berpergian ke luar negeri?
Tidak ada larangan berpergian ke luar kota/negeri baik dari pemerintah maupun WHO. Namun apabila anda sedang sakit flu dianjurkan untuk menunda perjalanan anda.
5. Amankah mengkonsumsi daging unggas atau babi?
Influenza A (H1N1) dan virus flu burung mati pada suhu 70° C. Oleh karena itu tetap aman mengkonsumsi daging unggas atau babi yang diolah hingga matang.

Virus influenza memang dapat menyerang semua golongan umur, namun angka infeksi tertinggi terutama terjadi di kalangan anak-anak. Sedangkan angka kematian dan beratnya penyakit terjadi pada mereka yang berusia lebih dari 65 tahun atau pasien-pasien yang akibat penyakit tertentu menjadi rentan terhadap infeksi apapun.

Bagaimana cara penyebaran virus influenza dan berapa lama masa inkubasinya?
Virus influenza dapat menyebar dari satu orang kepada orang lain, terutama melalui batuk atau bersin dari seorang penderita influenza.

Masa inkubasi dari penyakit ini sekitar satu hingga empat hari (rata-rata dua hari). Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu hari sebelum timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah mulainya penyakit ini. Sedangkan anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari.

Apa gejala atau ciri-ciri terserang influenza dan akibatnya?
Ciri khas yang tampak dari penyakit ini berupa gangguan keadaan umum dan gangguan pernafasan yang timbulnya mendadak seperti panas, nyeri otot, sakit kepala, rasa lemas, batuk yang tidak produktif, nyeri tenggorokan dan pilek. Pada anak-anak dapat menyebabkan nausea dan muntah-muntah.

Pada sebagian besar orang, penyakit influenza akan sembuh sendiri, namun batuknya biasanya menetap sampai lebih dari dua minggu. Bagi sebagian orang yang sebelumnya sudah memiliki gangguan paru dan jantung, influenza dapat menimbulkan penyakit radang paru-paru sekunder. Sedangkan pada anak-anak, penyakit ini dapat menimbulkan panas yang tinggi hingga menyerupai sepsis dan 20% dari anak-anak yang dirawat inap mengalami kejang demam.

Bagaimana cara pencegahan influenza?
Salah satu pencegahan terhadap influenza adalah dengan memberikan vaksin influenza. Vaksin terhadap influenza terutama ditujukan untuk mencegah penyakit influenza dan komplikasi akibat penyakit tersebut.

Apakah vaksin influenza itu? Kepada siapa harus diberikan?
Vaksin yang diberikan merupakan vaksin influenza dari virus yang sudah inaktif dan diberikan secara suntikan intramuskuler di daerah deltoid pada orang dewasa atau anak-anak pada daerah paha anterolateral. Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada mereka yang telah diketahui mempunyai hipersensitivitas terhadap telur..

Influenza, biasa disebut sebagai flu, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari keluarga Orthomyxoviridae yang mempengaruhi burung dan mamalia. Nama influenza berasal dari Italia: influenza, yang berarti “mempengaruhi” (Latin: influentia). Gejala umum penyakit ini adalah badan terasa panas dingin, demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala parah, batuk, kelemahan dan rasa tidak nyaman. Gejala yang paling serng terjadi adalah demam dan batuk. Dalam kasus lebih serius, influenza menyebabkan radang paru-paru, yang dapat menimbulkan kematian, khususnya bagi kaum muda dan orang tua.Biasanya, influenza ditularkan melalui udara oleh batuk atau bersin, menciptakan udara di sekitarnya yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kotoran burung, air liur, nasal secretions (ingus), kotoran dan darah. Infeksi juga terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh. Udara yang tercemar virus ini dianggap bisa menyebabkan infeksi kebanyakan, walaupun demikian, cara penularan dari udara ke tubuh masih belum jelas. Virus influenza dapat menjadi tidak aktif/mati oleh sinar matahari, disinfectan dan deterjen. Virus dapat juga dibunuh oleh sabun; sering mencuci tangan mengurangi risiko infeksi.

Gambaran 3D virus influenza

Gambaran 3D virus influenza

Influenza menyebar di seluruh dunia dalam wabah musiman, menjadi menyebabkan kematian bagi ratusan ribu – juta per tahun pada tahun-tahun pandemi. Tiga pandemi influenza terjadi pada abad ke 20 dan membunuh puluhan juta orang, dengan masing-masing yang disebabkan oleh pandemi strain virus baru pada manusia. Seringkali, strain-strain baru ini memunculkan strain virus flu baru yang menyebar ke manusia dari jenis hewan tertentu, atau strain virus flu manusia mengambil gen dari virus yang biasanya infects burung atau babi (sehingga memunculkan strain terbaru lagi).

Strain yang bernama Avian (H5N1) menaikkan kekhawatiran akan munculnya pandemi influenza yang baru, setelah muncul di Asia pada tahun 1990-an, tetapi ini belum berkembang ke bentuk yang mudah menyebar antar manusia. Pada bulan April 2009 sebuah strain flu berkembang, yang merupakan kombinasi dari gen manusia, babi, dan flu burung. Sebelumnya ini dikenal sebagai “flu babi”, munculnya di Mexico.

Vaksinasi terhadap influenza biasanya diberikan kepada orang-orang di negara-negara berkembang dan pada peternakan unggas. Vaksin influenza yang paling umum bagi manusia adalah vaksin trivalent (TIV) yang mengandung bahan pembunuh material tiga jenis virus. Biasanya, vaksin ini berisi bahan dari dua virus influenza subtype A dan satu strain virus influenza subtype B. TIV tidak membawa risiko transmisi penyakit. Sebuah vaksin yang diformulasikan untuk satu tahun mungkin tidak efektif pada tahun berikutnya sejak virus influenza mengalami perkembangan pesat, dan strain baru cepat menggantikan strain yang lama. Obat antivirus dapat digunakan untuk mengobati influenza secara efektif, contohnya neuraminidase inhibitors.

Jenis virus influenza
Dalam klasifikasi virus, virus influenza adalah suatu virus RNA keluarga Orthomyxoviridae, yang terdiri dari lima genera:

  • Influenza virus A (lihat penjelasan di bawah),
  • Influenza virus B (lihat penjelasan di bawah),
  • Influenza virus C (lihat penjelasan di bawah),
  • Isavirus, menginfeksi ikan salmon,
  • Thogotovirus, menyebabkan demam dan Encephalitis (inflamasi pada otak manusia); bereplikasi dalam sel tubuh tick (sejenis kumbang kecil) dan hewan vertebrata tertentu.

Virus-virus ini terkait dekat dengan virus parainfluenza manusia, dimana virus-virus RNA termasuk dalam keluarga paramyxovirus yang umum menyebabkan infeksi pernafasan pada anak-anak (khususnya bayi), namun juga dapat menyebabkan penyakit yang serupa dengan influenza pada orang dewasa.

Influenza virus A
Genus ini memiliki satu spesies yaitu virus influenza A. Burung perairan liar di alam bebas menjadi rumah bagi berbagai variasi influenza A. Sesekali, virus yang ditularkan ke spesies lain dan mungkin akan menyebabkan wabah bagi unggas di suatu kawasan tertentu atau menimbulkan pandemi influenza bagi manusia. Diantara tiga jenis influenza, Virus-virus type A adalah patogen yang paling mematikan bagi manusia dan menyebabkan penyakit yang paling parah. Virus influenza A dapat dibagi menjadi beberapa serotype yang berbeda berdasarkan respon antibodi terhadap virus ini. Serotype-serotype yang telah dikonfirmasi pada manusia, dikenal sebagai pandemi pembawa kematian adalah:

– H1N1 yang menyebabkan flu Spanyol tahun 1918, dan flu babi tahun 2009
– H2N2 yang menyebabkan Flu Asia di tahun 1957
– H3N2 yang menyebabkan Flu di Hong Kong 1968
– H5N1, sebuah ancaman pandemi merupakan flu musiman 2007-2008
– H7N7, yang memiliki potensi zoonotic yang tidak biasa
– H1N2, endemik pada manusia dan babi
– H9N2
– H7N2
– H7N3
– H10N7

Influenza virus B
Genus ini memiliki satu spesies, Virus influenza B. Influenza B hampir seluruhnya menginfeksi manusia dan sangat sedikit menginfeksi dibandingkan influenza A. Satu-satunya binatang yang diketahui rentan terhadap infeksi influenza B adalah singa laut dan ferret (sejenis musang?). Kemampuan bermutasi jenis influenza ini 2-3 kali lebih rendah dibandingkan tipe A, sehingga memiliki tingkat keragaman genetik yang rendah yaitu hanya terdapat satu serotype influenza B. Sebagai akibatnya, antigennya pun kurang beragam, imunitas untuk influenza B biasanya diperoleh manusia pada usia dini. Namun, bukan berarti influenza B tidak bisa lagi bermutasi.

Influenza virus C
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C yang menginfeksi manusia, anjing dan babi, kadang-kadang menyebabkan sakit parah dan epidemik (wabah) pada tingkat lokal. Influenza C sangat sedikit dibandingkan dengan jenis lainnya dan biasanya menyebabkan penyakit ringan pada anak-anak.

Replikasi (memperbanyak/menggandakan diri)
Virus-virus hanya dapat melakukan replikasi pada sel hidup. Infeksi Influenza dan replikasi adalah proses multi-step: pertama, virus mengikatkan dirinya dan masuk ke dalam sel, kemudian mengirimkan genome-nya ke suatu tempat dimana ia dapat memproduksi salinan protein virus baru dan RNA, kemudian semua komponen berkumpul yang menjadi partikel virus baru dan akhirnya keluar dari sel host (tempat menggandakan diri tadi).

Penularan
Seseorang yang terjangkit influenza bisa terlihat sehat antara dua-tiga hari setelah terinfeksi dan bisa menularkan selama sedikitnya sekitar sepuluh hari. Anak-anak lebih banyak tertular dari orang dewasa dan virus menetap dan tidak memperlihatkan gejala sampai dua minggu setelah terinfeksi.

Influenza dapat menyebar dalam tiga cara:

  • Melalui lendir bersin yang masuk ke dalam mata, hidung atau mulut orang lain yang sehat,
  • Melalui udara tercemar virus dari orang yang batuk, bersin dan ludahan kemudian masuk lewat pernafasan orang sehat,
  • Melalui tangan ke mulut baik dari kejangkitan permukaan langsung atau kontak pribadi, seperti berjabat tangan.

Ketiga cara di atas berkontribusi terhadap penyebaran virus. Pada jalur udara, suatu tetesan kecil cairan yang berisi virus influenza (kira-kira berdiameter 0,5 hingga 5 μm) yang terhirup sudah cukup untuk menjadi infeksi bagi seseorang. Meskipun demikian, walau satu bersin bisa berisi 40.000 tetes cairan, kebanyakan dari tetesan ini akan segera hilang di udara. Ketahanan influenza berada di udara terbuka kelihatannya dipengaruhi oleh tingkat kelembaban dan radiasi UV: dengan kelembaban dan kurangnya sinar matahari di musim dingin mungkin membantu virus bisa bertahan lama.

Virus influenza dapat menular melalui kontaminasi terhadap permukaan seperti kertas, kenop pintu, tombol lampu dan barang-barang rumah tangga lainnya. Waktu yang diperlukan virus untuk tetap bertahan pada permukaan benda bervariasi. Mereka dapat tetap hidup dalam satu sampai dua hari pada lapisan yang keras atau permukaan tidak berpori seperti logam atau plastik; selama sekitar lima belas menit pada kertas tisu kering, dan hanya lima menit di kulit. Namun, jika virus berada di lendir, maka mereka akan bisa bertahan dalam waktu lama.

Gejala
Gejala influenza dimulai secara cepat dalam satu hingga dua hari setelah terinfeksi. Biasanya gejala pertama adalah bersin atau sensasi rasa kaku, demam juga umum terjadi di awal infeksi, dengan suhu tubuh berkisar 38-39 ° C. Banyak orang yang sakit flu lebih memilih bertahan di tempat tidur untuk beberapa hari. Sakit flu menimbulkan rasa sakit dan nyeri di seluruh tubuh mereka, yang lebih parah di punggung dan kaki. Gejala influenza yang mungkin bisa terjadi yaitu:
– Badan nyeri, terutama sendi dan tenggorokan
– Kedinginan dan demam yang ekstrim
– Kelelahan
– Sakit kepala (Headache)
– Mata berair
– Mata, kulit (terutama wajah), mulut, hidung dan tenggorokan memerah
– Abdominal pain/sakit perut pada anak-anak (dengan influenza B).

Hal yang sulit adalah membedakan antara common cold (Acute viral rhinopharyngitis) dengan influenza karena mereka menimbulkan gejala yang mirip pada tahap awal terinfeksi. Namun flu dapat dikenali dengan demam tinggi dengan serangan mendadak dan sangat kelelahan. Diare adalah gejala yang tidak biasa dari influenza pada orang dewasa, meskipun ini terlihat pada beberapa kasus manusia akibat H5N1 (flu burung) dan dapat menjadi gejala pada anak-anak.

Dari gejala yang tercantum di atas, kombinasi demam dengan batuk, sakit tenggorokan dan/atau keluarnya ingus dapat meningkatkan keakuratan diagnostik.

Vaksinasi
Vaksinasi terhadap influenza dengan vaksin influensa sering dianjurkan untuk kelompok berisiko tinggi, seperti anak-anak dan orang tua, atau orang-orang yang memiliki asma, diabetes, atau penyakit jantung. Efektivitas vaksin influenza ini bervariasi. Karena tingginya tingkat mutasi virus, vaksin influenza tertentu biasanya memberikan perlindungan untuk tidak lebih dari beberapa tahun.

Suatu hal yang memungkinkan bagi manusia untuk tetap terinfeksi influenza walaupun kita sudah divaksinasi. Vaksin dire-formulasi setiap musim untuk beberapa strain flu, tetapi adalah hal yang tidak mungkin untuk memasukkan semua strain yang aktif menginfeksi manusia dalam satu musim. Diperlukan Waktu kurang lebih enam bulan bagi produsen obat untuk merumuskan dan menghasilkan jutaan dosis yang diperlukan untuk menangani wabah. Vaksin memakan waktu sekitar dua minggu untuk menjadi efektif, sehingga dalam jangka waktu itu, seseorang yang telah divaksin masih memungkinkan untuk terkena penyakit influenza (dari jenis strain virus yang sama dengan yang divaksinkan ke tubuhnya).

Perawatan dan pengobatan
Orang dengan flu disarankan untuk banyak istirahat, minum banyak cairan, menghindari penggunaan alkohol dan tembakau, dan jika perlu, menggunakan obat seperti parasetamol (acetaminophen) untuk meringankan dengan demam dan nyeri otot yang berhubungan dengan flu. Anak-anak and remaja dengan gejala flu terutama demam jangan menggunakan aspirin saat Influenza (khususnya influenza tipe B), karena hal tersebut dapat mengakibatkan syndrome Reye (penyakit yang berpotensi fatal hati). Influenza disebabkan oleh virus dan antibiotik tidak berpengaruh terhadap infeksi kecuali diresepkan untuk infeksi kedua yang disebabkan oleh bakteri seperti radang paru-paru. Obat antivirus dapat efektif, tetapi beberapa jenis influenza yang dapat menunjukkan perlawanan (resisten) terhadap obat antivirus.

Dua kelas obat antivirus yang digunakan melawan influenza adalah neuraminidase inhibitors dan M2 protein inhibitors (adamantane derivatif). Neuraminidase inhibitors merupakan pilihan tingkat sedang untuk infeksi virus flu karena kurang beracun dan lebih efektif, namun CDC merekomendasikan penggunaan M2 inhibitors selama musim influenza 2005-2006 karena tingginya resistensi obat.

Neuraminidase inhibitors
Obat antivirus seperti oseltamivir (nama dagangnya Tamiflu) dan zanamivir (nama dagangnya Relenza) adalah neuraminidase inhibitors yang dirancang untuk menghentikan penyebaran virus dalam tubuh. Obat ini sering efektif terhadap influenza A dan B. The Cochrane collaboration (grup yang berisi orang-orang yang bersedia memberikan penilaian obat) me-review obat-obatan ini dan menyimpulkan bahwa obat-obatan ini dapat mengurangi gejala dan komplikasi. Strain-strain virus influenza yang berbeda-beda memiliki tingkat daya tahan terhadap antiviral ini, dan adalah mustahil bagi kita untuk bisa memprediksi tingkat perlawanan apa yang mungkin akan muncul pada pandemi strain di masa mendatang.

M2 inhibitors (adamantanes)
Obat-obatan antivirus amantadine dan rimantadine memberi suatu halangan/ blok terhadap saluran ion virus (M2 protein) dan mencegah virus menginfeksi sel. Obat ini kadang-kadang efektif terhadap influenza A apabila diberikan pada awal infeksi tapi selalu tidak efektif terhadap influenza B. Penelitian untuk resistensi influenza terhadap amantadine dan rimantadine di Amerika dengan mengisolasi H3N2 menunjukkan peningkatan menjadi 91 % pada 2005. Tingginya perlawanan ini mungkin karena mudahnya mendapatkan amantadines sebagai bagian dari persiapan menghadapi musim dingin di negara-negara seperti seperti China dan Rusia, mereka juga menggunakan ini untuk mencegah wabah influenza unggas di peternakan.

PUS – LING & PENGOBATAN GRATIS DESA “MAKMUR KARYA”/ GALAM RABAH KAMPUNG

kemarin tanggal 30 Juli 2009..tim pus-ling Galam rabah kampung (dr. Hendra, Subhan, Puguh, Azizah, Iin, Nurdiana, Lis Anna, Sugi, dan Wahid ) berangkat menunaikan tugas..

start dari Puskesmas induk sekitar jam setengah 10-an dan tiba disana sekitar jam 11-an. yupz..!! cuma 1 jam an lebih..but..jalan na itu lo!!! hmmmm..^_^.. lewat hutan karet….menembus gerombolan galam….trus menyusuri jalan yg baru di buat di samping kanal alias sungai lurus yang juga sambil di keruk by mesin pengeruk yg hampir nyantol di ambulan kami..he… (kebalik kali..ambulan kami yg hampir kena mesin pengeruk nya..^_^)

sesampai nya di sana kami langsung di sambut (ciiee..bahasa na ^_^) oleh masyarakat yg mo berobat..wuiih..hampir 150-an pasien lho..!!!. bayangkan aja kami start pelayanan mulai jam 11 sampai jam 3-an…..(mantapz..!), belum lagi ada tambahan beberapa pasien yang minta tolong  p’dokter di datangi kerumah..termasuk p’ pembakal sendiri (kepala Desa).

beberapa pelayanan yang kami lakukan adalah pelayanan pengobatan gratis, pelayanan konsul KB, pelayanan pemeriksaan ibu hamil, sedikit penyuluhan tentang PHBS orang per orang, penyuluhan gizi, pelayanan cabut gigi pada anak – anak, sosialisasi penggunaan dan manfaat membawa KTP untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis dari kami  (meskipun masih banyak ja yang bandel ga’ membawa KTP dengan alasan lupa – lupa ingat ^_^..it’s ok).. yupz..tanpa KTP pun masyarakat akan tetap dilayani gratis  dengan sebaik – baik nya..dan menjadi PR kami ke depan nya agar bisa serta mampu mengajak dan m’buat masyarakat sadar penting na KaTePe..!!!!!! alias Kartu Tanda Penduduk dalam pelayanan kesehatan gratis ni.

selain itu, juga ada sedikit sosialisasi ke masyarakat yang datang berobat tentang alat filter untuk mendapatkan air bersih yang layak pakai dan layak minum. jadi ada semacam program dari Dinas kesehatan untuk membantu masyarakat di Kab. Banjar khusus nya yang tinggal di daerah terpencil yang kesulitan mendapatkan air bersih. hanya dengan membayar uang sebesar Rp250.000,- sudah bisa mendapatkan alat tersebut yang penggunaan  nya bisa sampai 1 tahun baru di ganti..(murah dan hemat kan…???..he..). konon, katanya harga aslinya jutaan..so kesempatan yang langka to??

yupzz… akhir nya dengan pasien 150-an orang jadilah tim kami baru meninggalkan daerah tersebut sekitar jam 4-an..(ane sendiri baru sampe rumah hampir magrib..^_^)..meskipun begitu..perjalanan melelahkan ini dibayar impas dengan antusiasme tinggi dari masyarakat sana yang datang berobat (baik yang sakit beneran maupun yang cuma ikutan nongol..he..)

wal akhirul kata ..terima kasih banyak untuk masyarakat desa Makmur karya dan sekitar nya.. dan applaus untuk tim pus-ling PKM Simpang Empat ..semoga dapat meningkatkan mutu pelayanan na untuk di masa yang akan datang ^_^

STROKE DENGAN PERDARAHAN INTRA KRANIAL

PERDARAHAN INTRA KRANIAL

Di Amerika cedera kepala merupakan penyebab kematian terbanyak usia 15 – 44 tahun dan merupakan penyebab kematian ketiga untuk keseluruhan. Di negara berkembang seperti Indonesia, seiring dengan kemajuan teknologi dan pembangunan frekuensinya cenderung makin meningkat. Cedera kepala berperan pada hampir separuh dari seluruh kematian akibat trauma, mengingat bahwa kepala merupakan bagian yang tersering dan rentan terlibat dalam suatu kecelakaan.

Distribusi kasus cedera kepala terutama melibatkan kelompok usia produktif, yaitu antara 15 – 44 tahun, dengan usia rata – rata sekitar tiga puluh tahun , dan lebih didominasi oleh kaum laki – laki dibandingkan kaum perempuan. Adapun penyebab yang tersering adalah kecelakaan lalu lintas ( 49 % ) dan kemudian disusul dengan jatuh (terutama pada kelompok usia anak – anak ).

Pada kehidupan sehari – hari cedera kepala adalah tantangan umum bagi kalangan medis untuk menghadapinya, di mana tampaknya keberlangsungan proses patofisiologis yang diungkapkan dengan segala terobosan investigasi diagnosik medis mutakhir cenderung bukanlah sesuatu yang sederhana. Berbagai istilah lama seperti kromosio dan kontusio kini sudah ditingalkan dan kalsifikasi cedera kepala lebih mengarah dalam aplikasi penanganan klinis dalam mencapai keberhasilan penanganan yang maksimal.

Cedera pada kepala dapat melibatkan seluruh struktur lapisan, mulai dari lapisan kulit kepala atau tingkat yang paling ringan, tulang tengkorak , durameter, vaskuler otak, sampai jaringan otak sendiri. Baik berupa luka tertutup, maupun trauma tembus. Dengan pemahaman landasan biomekanisme-patofisiologi terperinci dari masing – masing proses di atas, yang dihadapkan dengan prosedur penanganan cepat dan akurat, diharapkan dapat menekan morbilitas dan mortalitasnya.

Jenis beban mekanik yang menimpa kepala sangat bervariasi dan rumit. Pada garis besarnya dikelompokkan atas dua tipe yaitu beban statik dan beban dinamik. Beban statik timbul perlahan – lahan yang dalam hal ini tenaga tekanan diterapkan pada kepala secara bertahap, hal ini bisa terjadi bila kepala mengalami gencetan atau efek tekanan yang lambat dan berlangsung dalam periode waktu yang lebih dari 200 mili detik. Dapat mengakibatkan terjadinya keretakan tulang, fraktur multiple, atau kominutiva tengkorak atau dasar tulang tengkorak.Biasanya koma atau defisit neurologik yang khas belum muncul, kecuali bila deformasi tengkorak hebat sekali sehingga menimbulkan kompresi dan distorsi jaringan otak, serta selanjutnya mengalami kerusakan yang fatal.

Mekanisme ruda paksa yang lebih umum adalah akibat beban dinamik, dimana peristiwa ini berlangsung dalam waktu yang lebih singkat ( kurang dari 200 mili detik). Beban ini dibagi menjadi beban guncangan dan beban benturan. Komplikasi kejadian ini dapat berupa hematom intrakranial, yang dapat menjadikan penderita cedera kepala derajat ringan dalam waktu yang singkat masuk dalam suatu keadan yang gawat dan mengancam jiwanya.

Disatu pihak memang hanya sebagian saja kasus cedera kepala yang datang kerumah sakit berlanjut menjadi hematom, tetapi dilain pihak “ frekuensi hematom ini terdapat pada 75 % kasus yang datang sadar dan keluar meninggal “.

II. ANATOMI

1I.1 Meninges dan Vasa Darah Otak

1. Meninges

Meninges adalah selubung jaringan ikat non sarafi yang membungkus otak dan medulla spinalis yang barisi liquor cerebrospinal dan berfungsi sebagai schock absorber. Meninges terdiri dari tiga lapisan dari luar kedalam yaitu : duramater, arachnoidea dan piamater.

a. Duramater

Merupakan selaput padat, keras dan tidak elastis. Duramater pembungkus medulla spinalis terdiri atas satu lembar, sedangkan duramater otak terdiri atas dua lembar yaitu lamina endostealis yang merupakan jaringan ikat fibrosa cranium, dan lamina meningealis. Membentuk lipatan / duplikatur dibeberapa tempat, yaitu dilinea mediana diantara kedua hehemispherium cerebri disebut falx cerebri , berbentuk segitiga yang merupakan lanjutan kekaudal dari falx cerebri disebut Falx cerebelli, berbentuk tenda yang merupakan atap dari fossa cranii posterior memisahkan cerebrum dengan cerebellum disebut tentorium cerebelli, dan lembaran yang menutupi sella tursica merupakan pembungkus hipophysis disebut diafragma sellae.

Diantara dua lembar duramater, dibeberapa tempat membentuk ruangan disebut sinus ( venosus ) duramatris.

Sinus duramatis menerima aliran dari vv. Cerebri, vv. Diploicae, dan vv. Emissari. Ada dua macam sinus duramatis yang tunggal dan yang berpasangan. Sinus duramater yang tunggal adalah : sinus sagitalis superior, sinus sagitalis inferior, sinus rectus, dan sinus occipitalis. Sinus sagitalis superior menerima darah dari vv. Cerebri,vv. Diploicae, dan vv. Emissari.Sinus sagitalis inferior menerima darah dari facies medialis otak. Sinus rectus terletak diantara falx cerebri dan tentorium cerebelli, merupakan lanjutan dari v. cerebri magna, dengan sinus sagitalis superior membentuk confluens sinuum. Sinus occipitalis mulai dari foramen magnum, bergabung dengan confluens sinuum.

Sinus duramater yang berpasangan yaitu sinus tranversus, sinus cavernosus, sinus sigmoideus dan sinus petrosus superior dan inferior. Sinus tranversus menerima darah dari sinus sagitalis superior dan sinus rectus, kemudian mengalir ke v. jugularis interna. Sinus sigmoideus merupakan lanjutan sinus tranversus berbentuk huruf S. Sinus petrosus superior dan inferior menerima darah dari sinus cavernosus dan mengalirkan masing – masing ke sinus traaanversus dan v. jugularis interna.

b. Aracnoidea

Membran halus disebelah dalam duramater, tidak masuk kedalam sulcus / fissura kecuali fissura longitudinalis. Dari aracnoidea banyak muncul trabecula halus menuju kepiamater membentuk bangunan seperti sarang laba – laba.

Diantara aracnoidea dan piamater terdapat ruang spatium subaracnoidale, yang dibeberapa tempat melebar membentuk cisterna. Sedangkan celah sempit diantara duramater dan aracnoidea disebut spatium subdurale, celah sempit diluar duramater disebut spatium epidurale.

Dari aracnoidea juga muncul jonjot – jonjot yang mengadakan invaginasi ke duramater disebut granulasio aracnoidales terutama didaerah sinus sagitalis yang berfungsi klep satu arah memungkinkan lalunya bahan – bahan dari LCS ke sinus venosus.

c. Piamater

Piamater melekat erat pada otak dan medulla spinalis, mengikuti setiap lekukan, mengandung vasa kecil. Ditempat tertentu bersama dengan ependyma membentuk tela choroidea. Piamater berperan sebagai barrier terhadap masuknya senyawa yang membahayakan.

II.2. Vasa Darah Otak

a. Arteri

Otak divaskularisasi oleh cabang – cabang a. carotis interna dan a. vertebralis. A. carotis interna merupakan cabang dari a. carotis comunis yang masuk ke kavum cranii melalui canalis caroticus, cabang- cabangnya adalah a. optalmica, a. choroidea anterior, a. cerebralis anterior dan a.cerebralis medialis. A. opthalmica mempercabang a. centralis retina, a. cerebralis anterior mempercabangkan a. communicans anterior, sedangkan a. cerebralis medialis mempercabangkan a. communican posterior.

Arteri vertebralis merupakan cabang a. subclavia naik ke leher melalui foramina tranversalis. Kedua a. vertebralis di kranial pons membentuk a. basillaris yang mempercabangkan aa. Pontis, a.labirintina ( mengikuti n. V dan n. VIII ), a. cerebellaris superior ( setinggi n. III dan n. IV ) dan a. cerebralis posterior yang merupakan cabang terminal a. basilaris.

Cabang -.cabang a. carotis interna dan a. vertebralis membentuk circulus arteriosus Willis yang terdapat disekitar chiasma opticum. Dibentuk oleh a. cerebralis anterior, a. cerebralis media, a. cerebralis posterior, a. comunican posterior dan a.communican anterior. Sistem ini memungkinkan suplai darah ke otak yang adekuat terutama jika terjadi oklusi / sumbatan.

b. Vena

Vena diotak dikalsifikasikan sebagai berikut :

– Vena cerebri eksterna, meliputi v. cerebralis superior / lateralis / medialis / inferior dan vv. Basallles.

– Vena cerebri interna, meliputi v. choroidea dan v. cerebri magna.

– Vv. Cerebellaris

– Vv. Emissariae, yaitu vena yang menghubungkan sinus duralis dengan vena superfisialis cranium yang berfungsi sebagai klep tekanan jika terjadi kenaiakan tekanan intrakranial. Juga berperan dalam penyebaran infeksi ke dalam cavum cranii.

Vena yang berasal dari truncus cerebri dan cerebellum pada umumnya mengikuti kembali aliran arterinya. Sedangkan aliran balik darah venosa di cerebrum tidak tidak mengikuti pola di arterinya. Semua darah venosa meninggalkan otak melalui v. jugularis interna pada basis cranii. Anastomosis venosa sangat ektensif dan efektif antara vv. Superfisialis dan vv. Profunda di dalam otak.

III. APLIKAS KLINIS

Pada trauma kapitis dapat terjadi perdarahan intrakranial / hematom intrakranial yang dibagi menjadi :hematom yang terletak diluar duramater yaitu

hematom epidural, dan yang terletak didalam duramater yaitu hematom subdural dan hematom intraserebral ; dimana masing-masing dapat terjadi sendiri ataupun besamaan.

III.1 EPIDURAL HEMATOMA

III.1.a. Definisi

Hematom epidural merupakan pengumpulan darah diantara tengkorak dengan duramater ( dikenal dengan istilah hematom ekstradural ). Hematom jenis ini biasanya berasal dari perdarahan arteriel akibat adanya fraktur linier yang menimbulkan laserasi langsung atau robekan arteri-arteri meningens ( a. Meningea media ). Fraktur tengkorak yang menyertai dijumpai pada 8% – 95% kasus, sedangkan sisanya (9%) disebabkan oleh regangan dan robekan arteri tanpa ada fraktur (terutama pada kasus anak-anak dimana deformitas yang terjadi hanya sementara). Hematom epidural yang berasal dari perdarahan vena lebih jarang terjadi.

CT Scan otak2

Gambar CT SCAN Epidural hematom

III.1.b Etiologi

Kausa yang menyebabkan terjadinya hematom epidural meliputi : (5)

  1. Trauma kepala
  2. Sobekan a/v meningea mediana
  3. Ruptur sinus sagitalis / sinus tranversum
  4. Ruptur v diplorica

Hematom jenis ini biasanya berasal dari perdarahan arterial akibat adanya fraktur linier yang menimbulkan laserasi langsung atau robekan arteri meningea mediana.Fraktur tengkorak yang menyertainya dijumpai 85-95 % kasus, sedang sisanya ( 9 % ) disebabkan oleh regangan dan robekan arteri tanpa ada fraktur terutama pada kasus anak-anak dimana deformitas yang terjadi hanya sementara.

Hematom jenis ini yang berasal dari perdarahan vena lebih jarang terjadi, umumnya disebabkan oleh laserasi sinus duramatris oleh fraktur oksipital, parietal atau tulang sfenoid.

III.1.c. Klasifikasi

Berdasarkan kronologisnya hematom epidural diklasifikasikan menjadi

1. Akut : ditentukan diagnosisnya waktu 24 jam pertama setelah trauma

2. Subakut : ditentukan diagnosisnya antara 24 jam – 7 hari

3. Kronis : ditentukan diagnosisnya hari ke 7

III.1.d. Patofisiologi

Hematom epidural terjadi karena cedera kepala benda tumpul dan dalam waktu yang lambat, seperti jatuh atau tertimpa sesuatu, dan ini hampir selalu berhubungan dengan fraktur cranial linier. Pada kebanyakan pasien, perdarahan terjadi pada arteri meningeal tengah, vena atau keduanya. Pembuluh darah meningeal tengah cedera ketikaterjadi garis fraktur melewati lekukan minengeal pada squama temporal.

III.1.e. Gejala klinis

Gejala klinis hematom epidural terdiri dari tria gejala;

1. Interval lusid (interval bebas)

Setelah periode pendek ketidaksadaran, ada interval lucid yang diikuti dengan perkembangan yang merugikan pada kesadaran dan hemisphere contralateral. Lebih dari 50% pasien tidak ditemukan adanya interval lucid, dan ketidaksadaran yang terjadi dari saat terjadinya cedera.

Sakit kepala yang sangat sakit biasa terjadi, karena terbukanya jalan dura dari bagian dalam cranium, dan biasanya progresif bila terdapat interval lucid.

Interval lucid dapat terjadi pada kerusakan parenkimal yang minimal. Interval ini menggambarkan waktu yang lalu antara ketidak sadaran yang pertama diderita karena trauma dan dimulainya kekacauan pada diencephalic karena herniasi transtentorial. Panjang dari interval lucid yang pendek memungkinkan adanya perdarahan yang dimungkinkan berasal dari arteri.

2. Hemiparesis

Gangguan neurologis biasanya collateral hemipareis, tergantung dari efek pembesaran massa pada daerah corticispinal. Ipsilateral hemiparesis sampai penjendalan dapat juga menyebabkan tekanan pada cerebral kontralateral peduncle pada permukaan tentorial.

3. Anisokor pupil

Yaitu pupil ipsilateral melebar. Pada perjalananya, pelebaran pupil akan mencapai maksimal dan reaksi cahaya yang pada permulaan masih positif akan menjadi negatif. Terjadi pula kenaikan tekanan darah dan bradikardi.pada tahap ahir, kesadaran menurun sampai koma yang dalam, pupil kontralateral juga mengalami pelebaran sampai akhirnya kedua pupil tidak menunjukkan reaksi cahaya lagi yang merupakan tanda kematian.

III.1.f. Terapi

Hematom epidural adalah tindakan pembedahan untuk evakuasi secepat mungkin, dekompresi jaringan otak di bawahnya dan mengatasi sumber perdarahan.

Biasanya pasca operasi dipasang drainase selama 2 x 24 jam untuk menghindari terjadinya pengumpulan darah yamg baru.

– Trepanasi –kraniotomi, evakuasi hematom

– Kraniotomi-evakuasi hematom

III.1.g. Komplikasi Dan Outcome

Hematom epidural dapat memberikan komplikasi :

  1. Edema serebri, merupakan keadaan-gejala patologis, radiologis, maupun tampilan ntra-operatif dimana keadaan ini mempunyai peranan yang sangat bermakna pada kejadian pergeseran otak (brain shift) dan peningkatan tekanan intrakranial
  2. Kompresi batang otak – meninggal

Sedangkan outcome pada hematom epidural yaitu :

  1. Mortalitas 20% -30%
  2. Sembuh dengan defisit neurologik 5% – 10%
  3. Sembuh tanpa defisit neurologik
  4. Hidup dalam kondisi status vegetatif

III.2 SUBDURAL HEMATOMA

III.2. a Definisi

Perdarahan subdural ialah perdarahan yang terjadi diantara duramater dan araknoid. Perdarahan subdural dapat berasal dari:

1. Ruptur vena jembatan ( “Bridging vein”) yaitu vena yang berjalan dari ruangan subaraknoid atau korteks serebri melintasi ruangan subdural dan bermuara di dalam sinus venosus dura mater.

2. Robekan pembuluh darah kortikal, subaraknoid, atau araknoid

CT Scan otak1

Gambar CT SCAN Subdural hematom

III. 2. b Etiologi

1. Trauma kepala.

2. Malformasi arteriovenosa.

1. Diskrasia darah.

2. Terapi antikoagulan

III.2.c. Klasifikasi

1. Perdarahan akut
Gejala yang timbul segera hingga berjam – jam setelah trauma.Biasanya terjadi pada cedera kepala yang cukup berat yang dapat mengakibatkan perburukan lebih

lanjut pada pasien yang biasanya sudah terganggu kesadaran dan tanda vitalnya. Perdarahan dapat kurang dari 5 mm tebalnya tetapi melebar luas. Pada gambaran skening tomografinya, didapatkan lesi hiperdens.
2. Perdarahan sub akut
Berkembang dalam beberapa hari biasanya sekitar 2 – 14 hari sesudah trauma. Pada subdural sub akut ini didapati campuran dari bekuan darah dan cairan darah . Perdarahan dapat lebih tebal tetapi belum ada pembentukan kapsula di sekitarnya. Pada gambaran skening tomografinya didapatkan lesi isodens atau hipodens.Lesi isodens didapatkan karena terjadinya lisis dari sel darah merah dan resorbsi dari hemoglobin.
3. Perdarahan kronik
Biasanya terjadi setelah 14 hari setelah trauma bahkan bisa lebih.Perdarahan kronik subdural, gejalanya bisa muncul dalam waktu berminggu- minggu ataupun bulan setelah trauma yang ringan atau trauma yang tidak jelas, bahkan hanya terbentur ringan saja bisa mengakibatkan perdarahan subdural apabila pasien juga mengalami gangguan vaskular atau gangguan pembekuan darah. Pada perdarahan subdural kronik , kita harus berhati hati karena hematoma ini lama kelamaan bisa

menjadi membesar secara perlahan- lahan sehingga mengakibatkan penekanan dan herniasi. Pada subdural kronik, didapati kapsula jaringan ikat terbentuk mengelilingi hematoma , pada yang lebih baru, kapsula masih belum terbentuk atau tipis di daerah permukaan arachnoidea. Kapsula melekat pada araknoidea bila terjadi robekan pada selaput otak ini. Kapsula ini mengandung pembuluh darah yang tipis dindingnya terutama pada sisi duramater. Karena dinding yang tipis ini protein dari plasma darah dapat menembusnya dan meningkatkan volume dari hematoma. Pembuluh darah ini dapat pecah dan menimbulkan perdarahan baru yang menyebabkan menggembungnya hematoma. Darah di dalam kapsula akan membentuk cairan kental yang dapat menghisap cairan dari ruangan subaraknoidea. Hematoma akan membesar dan menimbulkan gejala seprti pada tumor serebri. Sebagaian besar hematoma subdural kronik dijumpai pada pasien yang berusia di atas 50 tahun. Pada gambaran skening tomografinya didapatkan lesi hipodens

III. 2.d. Patofisiologi

Vena cortical menuju dura atau sinus dural pecahdan mengalami memar atau laserasi, adalah lokasi umum terjadinya perdarahan. Hal ini sangat berhubungan dengan comtusio serebral dan oedem otak. CT Scan menunjukkan effect massa dan pergeseran garis tengah dalam exsess dari ketebalan hematom yamg berhubungan dengan trauma otak.

III. 2.e. Gejala klinis

Gejala klinisnya sangat bervariasi dari tingkat yang ringan (sakit kepala) sampai penutunan kesadaran. Kebanyakan kesadaran hematom subdural tidak begitu hebat deperti kasus cedera neuronal primer, kecuali bila ada effek massa atau lesi lainnya.

Gejala yang timbul tidak khas dan meruoakan manisfestasi dari peninggian tekanan intrakranial seperti : sakit kepala, mual, muntah, vertigo, papil edema, diplopia akibat kelumpuhan n. III, epilepsi, anisokor pupil, dan defisit neurologis lainnya.kadang kala yang riwayat traumanya tidak jelas, sering diduga tumor otak.

III.2.f. Terapi

Tindakan terapi pada kasus kasus ini adalah kraniotomi evakuasi hematom secepatnya dengan irigasi via burr-hole. Khusus pada penderita hematom subdural kronis usia tua dimana biasanya mempunyai kapsul hematom yang tebal dan jaringan otaknya sudah mengalami atrofi, biasanya lebih dianjurkan untuk melakukan operasi kraniotomi (diandingkan dengan burr-hole saja).

III.2.g. Komplikasi Dan Outcome

Subdural hematom dapat memberikan komplikasi berupa :

1. Hemiparese/hemiplegia.

2. Disfasia/afasia

3. Epilepsi.

4. Hidrosepalus.

5. Subdural empiema

Sedangaka outcome untuk subdural hematom adalah :

1. Mortalitas pada subdural hematom akut sekitar 75%-85%

2. Pada sub dural hematom kronis :

– Sembuh tanpa gangguan neurologi sekitar 50%-80%.

– Sembuh dengan gangguan neurologi sekitar 20%-50%.

III.3 INTRASEREBRAL HEMATOM

III.3.a. Definisi

Adalah perdarahan yang terjadi didalam jaringan otak. Hematom intraserbral pasca traumatik merupkan koleksi darah fokal yang biasanya diakibatkan cedera regangan atau robekan rasional terhadap pembuluh-pembuluh darahintraparenkimal otak atau kadang-kadang cedera penetrans. Ukuran hematom ini bervariasi dari beberapa milimeter sampai beberapa centimeter dan dapat terjadi pada 2%-16% kasus cedera.

Intracerebral hematom mengacu pada hemorragi / perdarahan lebih dari 5 mldalam substansi otak (hemoragi yang lebih kecil dinamakan punctate atau petechial /bercak).

CT Scan otak

Gambar CT SCAN Intraserebral hematom

III.3.b. Etiologi

Intraserebral hematom dapat disebabkan oleh :

1. Trauma kepala.

2. Hipertensi.

3. Malformasi arteriovenosa.

4. Aneurisme

5. Terapi antikoagulan

6. Diskrasia darah

III.3.c. Klasifikasi

Klasifikasi intraserebral hematom menurut letaknya ;

1. Hematom supra tentoral.

2. Hematom serbeller.

3. Hematom pons-batang otak.

III.3.d. Patofisiologi

Hematom intraserebral biasanta 80%-90% berlokasi di frontotemporal atau di daerah ganglia basalis, dan kerap disertai dengan lesi neuronal primer lainnya serta fraktur kalvaria.

III.3.e. Gejala klinis.

Klinis penderita tidak begitu khas dan sering (30%-50%) tetap sadar, mirip dengan hematom ekstra aksial lainnya. Manifestasi klinis pada puncaknya tampak setelah 2-4 hari pasca cedera, namun dengan adanya scan computer tomografi otak

diagnosanya dapat ditegakkan lebih cepat.

Kriteria diagnosis hematom supra tentorial

  • nyeri kepala mendadak
  • penurunan tingkat kesadaran dalam waktu 24-48 jam.
  • Tanda fokal yang mungkin terjadi ;

– Hemiparesis / hemiplegi.

– Hemisensorik.

– Hemi anopsia homonim

– Parese nervus III.

Kriteria diagnosis hematom serebeller ;

  • Nyeri kepala akut.
  • Penurunan kesadaran.
  • Ataksia
  • Tanda tanda peninggian tekanan intrakranial.

Kriteria diagnosis hematom pons batang otak:

  • Penurunan kesadaran koma.
  • Tetraparesa
  • Respirasi irreguler
  • Pupil pint point
  • Pireksia
  • Gerakan mata diskonjugat.

III.3.f. Terapi

Untuk hemmoragi kecil treatmentnya adalah observatif dan supportif. Tekanan darah harus diawasi. Hipertensi dapat memacu timbulnya hemmoragi. Intra cerebral hematom yang luas dapat ditreatment dengan hiperventilasi, manitol dan steroid dengan monitorong tekanan intrakranial sebagai uasaha untuk menghindari pembedahan. Pembedahan dilakukan untuk hematom masif yang luas dan pasien dengan kekacauan neurologis atau adanya elevasi tekanan intrakranial karena terapi medis

Konservatif

  • Bila perdarahan lebih dari 30 cc supratentorial
  • Bila perdarahan kurang dari 15 cc celebeller
  • Bila perdarahan pons batang otak.

Pembedahan

Kraniotomi

– Bila perdarahan supratentorial lebih dari 30 cc dengan effek massa

– Bila perdarahan cerebeller lebih dari 15 cc dengan effek massa

III.3.g. Komplikasi Dan Outcome

Intraserebral hematom dapat memberikan komplikasi berupa;

  1. Oedem serebri, pembengkakan otak
  2. Kompresi batang otak, meninggal

Sedangkan outcome intraserebral hematom dapat berupa :

  1. Mortalitas 20%-30%
  2. Sembuh tanpa defisit neurologis
  1. Sembuh denga defisit neurologis
  2. Hidup dalam kondisi status vegetatif.

IV. PEMERIKSAAN KLINIS CEDERA KEPALA

Pemeriksaan klinis merupakan pemeriksaan yang paling komprehensif dalam evaluasi diagnostik penderita-penderita cedera kepala, dimana dengan pemeriksaan=pemeriksaan serial yang cepat tepa dan noninvasif diharapkan dapat nenunjukkan progresifitas atau kemunduran dari proses penyakit atau gangguan tersebut. Sehubungan tinnginya insidensi kelainan / cedera sistemik penyerta (lebih dari 50%) pada kasus-kasus cedera kepala berat, maka perlu diperhatikan hal hal sebagai berikut ;

  1. Tingkat kesadaran

Tingkat kesadaran dinilai dengan skala Glasgow (GCS “Glasgow coma Scale). Skala ini merupakan gradasi sederhana dari “arousal” dan kapasitas fungsionil korteks serebral berdasarkan respon verbal, motorik dan mata penderita.

Respon motor terbaik

6

5

4

3

2

1

Mengikuti perintah

Terlokalisasi pada rasa sakit

Terjadi efek penarikan dari rasa sakit

Fleksi abnormal

Ekstensi abnormal

Tidak ada pergerakan

Respon verbal terbaik

5

4

3

2

1

Terorientasi dan tepat

Percakapan yang membingungkan

Tidak tepat

Suara yang tidak dapat dimengerti

Tidak

Pembukaan mata

4

3

2

1

Spontan

Terhadap pembicaraan

Terhadap rasa sakit

Tidak ada pembukaan mata

2. Gerakan bola mata

Gerakan bola mata merupakan indeks penting untuk penilaian aktiffitas fungsional batang otak (formasio rektikularis). Penderita yang sadar penuh (alert) dan mempunyai gerakan bola mata yang baik menandakan intaknya sistem motorikokuler di batang otak. Pada keadaan kesadaran yang menurun, gerakan bola mata volunter menghilang, sehingga untuk menilai gerakannya ditentukan dari refleks okulosefalik dan okulovestibuler.

  1. Pupil

Penilaian ukuran pupil dan responnya terhadap rangsangan cahaya adalah pemeriksaan awal terpenting dalam menangani cedera kepala.

Salah satu gejala dini dari herniasi dari lobus temporal adalah dilatasi dan perlambatan respon cahaya pupil. Dalam hal ini adanya kompresi maupun distorsi saraf okulomotorius sewaktu kejadian herniasi tentorial unkal akan mengganggu funsi akson parasimpatis yang menghantarkan sinyal eferen untuk konstraksi pupil.

Perubahan pupil pada hematom epidural dapat dilihat dari tabel

penilaian pupil

penilaian pupil

Fungsi motorik

Biasanya hanya merupakan pelengkap saja mengingat kadang sulit mendapatkan penilaian akurat dari penderita dengan penurunan kesadaran. Masing-masing ekstremitas digradasi kekuatannya dengan skala sebagai berikut:

Normal : 5
Menurun moderat : 4
Menurun berat (dapat melawan gravitasi) : 3
Tidak dapat melawan gravitasi : 2
Sedikit bergerak : 1
Tidak ada pergerakan : 0

Gambar Perdarahan Epidura

Epidural Haematoma

SWINE FLU atau INFLUENZA A atau VIRUS H1N1 atau FLU BABI (BEDA NAMA SATU PENYAKIT)

Apakah anda ingin tahu tentang Flu Babi yang populer saat ini? Bagaimana penularannya, masa inkubasinya, dengan apa berkembangnya, mengapa disebut flu babi, dan lain-lain. klik disini.