BAYI ANDA ALERGI SUSU SAPI? (KUMPULAN ARTIKEL)

Memberikan air susu ibu (ASI) pada bayi merupakan yang terbaik. Namun, bagaimana jika pemberian ASI tidak memungkinkan dan bayi mengalami alergi susu formula yang terbuat dari susu sapi? Tentu hal tersebut akan membingungkan orangtua.

Alergi susu biasanya terjadi disaat sistem imun (kekebalan tubuh) anak menyadari (atau menganggap) bahwa kandungan protein pada susu anak sebagai zat yang berbahaya dan mencoba untuk melawannya. Biasanya gejala alergi ditandai dengan mencret, muntah, sembelit, buang air besar berlendir dan berdarah. Terkadang,  dibarengi dengan batuk pilek, dan yang paling parah muncul gejala syok anafilaksis (alergi menyeluruh yang dapat berkibat kematian secara cepat).

Reaksi simpang makanan seperti ketidakcocokan susu formula terutama mengganggu sistem saluran cerna. Gangguan saluran cerna tersebut kadang mengakibatkan gangguan permeabilitas (gangguan penyerapan sari makanan) pada saluran cerna atau leaky gut. Banyak penelitian terakhir mengungkapkan bahwa gangguan saluran cerna kronis dengan berbagai mekanisme imunopatofisiologis dan imunopatobiologis (mekanisme kelainan kekebalan tubuh) ternyata dapat mengakibatkan gangguan neurofungsional otak (fungsi saraf otak). Gangguan fungsi otak tersebut mempengaruhi gangguan perilaku seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur, keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga memperberat gejala ADHD dan Autis.

Ketidakcocokan (intoleransi) jenis susu tersebut terjadi karena penolakan/perlawanan sistem kekebalan tubuh terhadap beberapa kandungan didalam susu formula. Bisa terjadi karena ketidakcocokan terhadap kandungan protein susu sapi (kasein), laktosa, gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, strawberi, madu dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan sebagainya.
Alergi susu sapi adalah alergi terhadap kandungan protein tertentu yang ada di dalamnya. Banyak penelitian mengenai alergenitas protein susu sapi. Terdapat lebih dari 40 jenis protein yang berbeda dalam susu sapi yang berpotensi untuk menyebabkan sensitivitas (alergi). Kandungan pada susu sapi yang paling sering menimbulkan alergi adalah lactoglobulin, selanjutnya casein, lactalbumin bovine serum albumin (BSA). Analisa Immunoelectrophoretic menunjukkan bahwa casein berkurang alergenisitasnya setelah pemanasan sekitar 120 C selama 15 menit, sedangkan lactoglobulin, lactalbumin berkurang terhadap pemanasan lebih dari 100C. BSA and gammaglobulin kehilangan antigenisitasnya pada suhu antara 70C-80C.

Untuk memastikannya, coba hentikan pemberian susu formula yang terbuat dari susu sapi itu selama dua hingga empat minggu. Setelah itu, coba berikan susu lagi. Jika terjadi reaksi yang sama, berarti benar bayi alergi susu sapi.

Menurut dr. Badriul Hegar,Sp.A (K) dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Ciptomangunkusumo, untuk bayi yang mengidap alergi susu sapi, ada dua jenis susu khusus yang bisa diberikan. Susu khusus itu adalah susu formula asam amino dan/atau susu formula protein hidrolisat ekstensif.

Untuk bayi di bawah enam bulan, makanan utama adalah susu. Jika ibunya sulit memberikan ASI maka harus menggunakan susu khusus. Susu formula protein hidrolisat ekstensif adalah jenis susu yang sudah mengalami proses pemecahan protein. Beberapa protein yang menyebabkan alergi dipisahkan agar tidak ikut terkonsumsi bayi. Susu hidrolisa protein ektensif seperti Pepti junior, pregestimil, atau yang paling ekstensif seperti Neocate(susu formula asam amino). Golongan susu tersebut termasuk yang aman karena komposisinya tanpa laktosa, mengandung banyak lemak MCT (monochain trigliserida) dan protein susu yang lebih mudah dicerna. Susu formula khusus ini digunakan untuk penderita alergi susu sapi, alergi susu kedelai, malabsorspsi dan sebaginya.
Susu formula khusus lainnya adalah susu hidrolisat protein parsial, seperti NAN HA atau Enfa HA. Golongan susu ini biasanya digunakan untuk bayi yang beresiko alergi atau untuk mencegah gejala alergi agar tidak semakin memberat dikemudian hari. Untuk pencegahan alergi biasanya hanya digunakan sejak lahir hingga usia 6 bulan. Sebenarnya susu ini bukan digunakan untuk penderita alergi susu sapi. Tetapi dalam keadaan gejala alergi yang ringan tampaknya penggunaan susu ini bermanfaat. Susu formula khusus kedelai atau susu formula soya adalah susu formula yang mengandung bahan dasar kedelai sebagai pengganti susu sapi. Susu formula soya yang saat ini beredar di Indonesia adalah isomil, nutrisoya, prosobee dan sebagainya. Susu formula khusus lainnya adalah susu bebas atau rendah laktosa. Susu formula khusus ini digunakan untuk penderita intoleransi laktosa.
Non formula, merupakan susu yang sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai PASI. Contoh susu non formula adalah susu sapi segar, susu skim atau susu kental manis. Susu ini komposisinya tidak sesuai dengan komposisi yang direkomendasikan oleh FDA atau komposisinya tidak sesuai dengan kebutuhan bayi. Susu formula sangat berbeda dengan susu sapi murni, meski bahan baku susu formula dari susu sapi. Dalam susu formula, ada tambahan nutrisi yang sudah terukur dan disesuaikan dengan gizi yang dibutuhkan bayi. Karena itu, pemberian susu formula kepada bayi harus sesuai dengan kebutuhan bayi dan kandungan yang telah dianjurkan.

Lalu, apa yang dimaksud susu formula asam amino? Susu itu merupakan produk susu yang sudah menjalani proses lebih panjang lagi. Dalam proses itu diketahui bahwa kandungan dalam susu sapi yang benar-benar berguna untuk tubuh bayi adalah asam amino.  Sehingga dibuatlah susu berbahan dasar asam amino yang mengandung protein dalam bentuk sederhana. (Contohnya Susu Neocate).

Idealnya, bayi yang mengidap alergi susu sapi mengonsumsi susu formula asam amino ketimbang susu formula protein hidrolisat ekstensif. Dalam terapi, penggunaan susu formula protein hidrolisat ekstensif masih ditemukan kegagalan sekitar 10 sampai 30 persen.

Rasa susu asam amino lebih enak di banding dengan susu hidrolisat.
Hanya saja, harga susu formula asam amino memang lebih mahal. Karena itu, untuk tahap awal terapi, dapat digunakan susu formula protein hidrolisat ekstensif. Jika menunjukkan hasil yang positif, bisa diteruskan. Tapi jika tidak, sebaiknya segera diganti dengan susu formula asam amino. Namun pada kasus alergi susu sapi yang berat, ditandai dengan syok anafilaksis (alergi menyeluruh yang dapat berakibat kematian secara cepat), susu formula asam amino sebaiknya digunakan sejak awal. Dengan susu khusus tersebut, kondisi usus bayi bisa diperbaiki dalam waktu dua hari. Setelah dua minggu, usus sudah bisa berfungsi normal.

Bagaimana dengan susu kedelai, tepatkah diberikan untuk bayi yang mengidap alergi susu sapi? Hal tersebut sebenarnya kurang dianjurkan. Sebab ditemukan sebanyak 30 sampai 40 persen bayi penderita alergi susu sapi juga alergi terhadap susu kedelai.
Pada prinsipnya untuk mengatasi alergi maka si penderita harus dijauhkan dari alergen (bahan-bahan pemicu alergi). Artinya, pada bayi yang mengidap susu sapi, maka menjauhkan dia dari makanan berbahan susu sapi bisa membantu mengurangi alergi.

Satu hal lagi yang patut dicatat, kasus alergi susu umumnya akan hilang saat anak berusia satu tahun ke atas atau sudah berusia 15 tahun. Menurut data, sebanyak 56 persen bayi yang se belumnya menderita alergi susu, sudah menjadi toleran (terbiasa) ketika berumur satu tahun. Sedangkan pada umur 15 tahun, 95 persen anak sudah tidak menderita alergi susu lagi.

Alergi susu dapat diartikan ketika sistem kekebalan anak keliru dalam mengenali protein susu sebagai sesuatu yang berbahaya dan harus dilawan. Inilah awal dari reaksi alergi yang dapat menyebabkan bayi mengalami iritasi, gangguan pencernaan dan gejala penyakit lainnya. Kebanyakan bayi yang alergi susu sapi akan mengalami hal sama pula dengan susu kambing dan susu domba, bahkan ada juga beberapa diantaranya alergi dengan protein susu kedelai.

Bila dibandingkan kecenderungan alergi susu maka bayi yang minum ASI lebih rendah terkena alergi daripada bayi yang minum susu formula. Tapi para peneliti belum menemukan jawaban mengapa sebagian anak-anak bisa mengalami alergi sedangkan yang lainnya tidak. Pada banyak kasus, faktor genetik (bawaan dari orang tua) menjadi penyebab alergi.

Alergi susu, sejatinya, akan hilang dengan sendiri saat si kecil berusia 3 – 5 tahun, tapi ada juga yang tidak hilang alias menetap. Alergi susu berbeda dengan lactose intolerance, yaitu suatu kondisi ketidakmampuan lambung dalam mentoleransi gula laktosa yang biasanya umum terjadi pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa dibandingkan bayi.

Gejala alergi susu
1.Biasanya muncul pada beberapa bulan pertama kehidupan bayi atau sekitar 7 – 10 hari setelah mengkonsumsi protein susu sapi.
2.Bayi mengalami muntah, penolakan makanan, kolik, dan gangguan kulit berupa bintik-bintik merah.
3.Pada kondisi tertentu selain muntah juga dibarengi suara ‘wheezing’, gatal-gatal pada kulit, diare berdarah. Alergi yang parah berpotensial mengarah pada anafilaksis yang mengenai kulit bayi, lambung, pernafasan, dan tekanan darah. Tapi hal ini jarang terjadi dan kalau pun muncul biasanya lebih disebabkan karena alergi terhadap bahan makanan tertentu daripada karena alergi susu.

Bagaimana bila si kecil mengalami alergi susu?

1.Hubungi dokter,agar dapat dilakukan pemeriksaan fisik dan diketahui penyebab alergi susu , apakah faktor bawaan dari orang tua atau alergi makanan tertentu.
2.Tak ada pemeriksaan laboratorium tunggal yang akurat dalam mendiagnosa alergi susu, jadi jangan heran bila dokter meminta si kecil untuk menjalani serangkaian tes.
3.Dokter akan melakukan pemeriksaan darah dan kulit, dengan cara menyuntikkan sedikit susu protein ke bawah permukaan kulit si kecil dengan menggunakan jarum. Jika muncul bintik merah maka dapat dipastikan si kecil memiliki alergi susu.

Pengobatan terhadap alergi susu

Jika bayi anda memiliki alergi susu dan anda sendiri sedang menyusui, maka sangat penting untuk kembali membatasi makanan yang dikonsumsi karena jenis bahan makanan pencetus alergi (alergen) dapat masuk ke susu anda. Anda mungkin dapat berkonsultasi dengan ahli diet agar dapat mengetahui alternatif sumber kalsium dan nutrisi penting lainnya yang dapat menggantikan bahan makanan pencetus alergi tersebut.Sejak Januari 2006, seluruh produsen makanan harus mencantumkan secara jelas komposisi bahan pada label produk terutama yang terbuat dari susu. Perlu diingat, makanan yang diproduksi sebelum Januari 2006 banyak yang tidak menyertakan informasi tentang komposisi bahan yang dapat menjadi pencetus alergi.Jika bayi anda minum susu formula, maka dokter akan menganjurkan anda untuk beralih ke susu kedelai. Jika bayi anda tidak tahan terhadap protein kedelai, maka akan diganti ke susu formula hypoallergen, yang mana proteinnya sudah dipecah menjadi partikel yang lebih kecil sehingga mampu meminimalisir reaksi alergi.

Ada dua tipe susu formula hypoalergen yang tersedia, yaitu :
1. Susu formula yang sudah dihidrolisasi dengan kandungan protein susu sapi yang kemudian dipecah ke bentuk partikel yang lebih kecil sehingga alergennya pun berkurang jauh bila dibandingkan susu formula biasa. Kebanyakan bayi yang memiliki alergi susu cocok dengan formula ini, hanya sedikit yang tidak.

2. Susu formula bayi berdasarkan asam-amino, yang mengandung protein dalam bentuk sederhana. Susu ini diberikan hanya bila kondisi alergi bayi anda tidak membaik meski telah mengkonsumsi susu hidrolisasi.

Ada juga susu formula hidrolisasi parsial atau sebagian yang beredar di pasaran, tapi tidak 100% hypoalergenik dan masih dapat menimbulkan reaksi alergi.

Susu formula yang beredar di pasaran sekarang dikeluarkan oleh US Food and Drug Administration (US FDA) dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak dapat ditiru. Susu kambing, air beras, atau susu kacang almond tidak aman dan tidak direkomendasikan untuk bayi.

Sekali anda mengganti susu formula bayi dengan yang lain, maka gejala alergi seharusnya akan menghilang dalam 2 – 4 minggu. Dokter anak anda mungkin akan merekomendasikan kepada anda untuk tetap mengkonsumsi susu tersebut sampai usianya menginjak satu tahun, baru kemudian secara perlahan perkenalkan susu sapi lewat menu diet si kecil. Paling penting rajin berkonsultasi dengan dokter anak anda.

KUMPULAN ARTIKEL TENTANG POLIP HIDUNG

Polip Hidung
DEFINISI
Polip Hidung adalah suatu pertumbuhan dari selaput lendir hidung yang bersifat jinak.
PENYEBAB
Penyebab terjadinya polip tidak diketahui, tetapi beberapa polip tumbuh karena adanya pembengkakan akibat infeksi.

Polip sering ditemukan pada penderita:

  • Rinitis alergika
  • Asma
  • Sinusitis kronis
  • Fibrosis kistik.
  • GEJALA
    Polip biasanya tumbuh di daerah dimana selaput lendir membengkak akibat penimbunan cairan, seperti daerah di sekitar lubang sinus pada rongga hidung.
    Ketika baru terbentuk, sebuah polip tampak seperti air mata dan jika telah matang, bentuknya menyerupai buah anggur yang berwarna keabu-abuan.

    Polip menyebabkan penyumbatan hidung, karena itu penderita seringkali mengeluhkan adanya penurunan fungsi indera penciuman.
    Karena indera perasa berhubungan dengan indera penciuman, maka penderita juga bisa mengalami penurunan fungsi indera perasa dan penciuman.

    Polip hidung juga bisa menyebabkan penyumbatan pada drainase lendir dari sinus ke hidung. Penyumbatan ini menyebabkan tertimbunnya lendir di dalam sinus. Lendir yang terlalu lama berada di dalam sinus bisa mengalami infeksi dan akhirnya terjadi sinusitis.

    Penderita anak-anak sering bersuara sengau dan bernafas melalui mulutnya.

    DIAGNOSA
    Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
    PENGOBATAN
    Obat semprot hidung yang mengandung corticosteroid kadang bisa memperkecil ukuran polip atau bahkan menghilangkan polip.

    Pembedahan dilakukan jika:

  • Polip menghalangi saluran pernafasan
  • Polip menghalangi drainase dari sinus sehingga sering terjadi infeksi sinus
  • Polip berhubungan dengan tumor.

    Polip cenderung tumbuh kembali jika penyebabnya (alergi maupun infeksi) tidak terkontrol.
    Pemakaian obat semprot hidung yang mengandung corticosteroid bisa memperlambat atau mencegah kekambuhan. Tetapi jika kekambuhan ini sifatnya berat, sebaiknya dilakukan pembedahan untuk memperbaiki drainase sinus dan membuang bahan-bahan yang terinfeksi.

  • Bila anda mengalami hidung tersumbat yang menetap dan semakin lama semakin berat ditambah dengan ingus yang selalu menetes serta gangguan fungsi penciuman, kemungkinan besar anda menderita polip hidung. Polip hidung terjadi karena munculnya jaringan lunak pada rongga hidung yang berwarna putih atau keabuan. Jaringan ini bisa diamati langsung dengan mata telanjang setelah lubang hidung diperbesar dengan alat spekulum hidung.

    Polip hidung biasanya menyerang orang dewasa yang kemungkinan disebabkan oleh karena reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung yang berlangsung lama. Beberapa faktor lain yang meningkatkan kemungkinan terkena polip hidung antara lain sinusitis (radang sinus) yang menahun, iritasi, sumbatan hidung oleh karena kelainan anatomi dan adanya pembesaran pada konka.

    Prinsip pengobatan dari polip hidung yaitu mengatasi polipnya dan menghindari penyebab atau faktor faktor yang mendorong terjadinya polip. Bila polip kecil dilakukan pengobatan dengan obat obatan oral dan penyemprotan dengan obat semprot hidung. Namun bila polip besar dan tidak dimungkinan dengan pengobatan oral atau semprot maka harus dilakukan operasi pengangkatan polip.

    Sayangnya bila faktor yang menyebabkan terjadinya polip tidak teratasi maka polip hidung ini rawan untuk kambuh kembali demikian berulang ulang. Oleh sebab itu sangat diharapkan kepatuhan pasien untuk menghindari hal hal yang menyebabkan alergi yang bisa menjurus untuk terjadinya polip hidung.

    Polip hidung adalah kelainan mukosa hidung dan sinus paranasal terutama kompleks osteomeatal (KOM) di meatus nasi medius berupa massa lunak yang bertangkai, bentuk bulat atau lonjong,berwarna putih keabu-abuan. Permukaannya licin dan agak bening karena banyak mengandung cairan.Sering bilateral dan multipel. Polip merupakan manifestasi dari berbagai penyakit dan sering dihubungkan dengan sinusitis, rinitis alergi, asma, dan lain-lain.
    Etiologi Polip Hidung
    Etiologi polip hidung belum diketahui secara pasti. Namun ada 3 faktor yang berperan dalam terjadinya polip nasi, yaitu :
    1. Peradangan. Peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal yang kronik dan berulang.
    2. Vasomotor. Gangguan keseimbangan vasomotor.
    3. Edema. Peningkatan tekanan cairan interstitial sehingga timbul edema mukosa hidung.
    Terjadinya edema ini dapat dijelaskan oleh fenomena Bernoulli.
    Fenomena Bernoulli merupakan penjelasan dari hukum sunnatullah yaitu udara yang mengalir melalui tempat yang sempit akan menimbulkan tekanan negatif pada daerah sekitarnya sehingga jaringan yang lemah ikatannya akan terisap oleh tekanan negatif tersebut. Akibatnya timbullah edema mukosa.Keadaan ini terus berlangsung hingga terjadilah polip hidung. Ada juga bentuk variasi polip hidung
    yang disebut polip koana (polip antrum koana).Polip koana (polip antrum koana) adalah polip yang besar dalam nasofaring dan berasal dari antrum sinus maksila. Polip ini keluar melalui ostium sinus maksila dan ostium asesorisnya lalu masuk ke dalam rongga hidung kemudian lanjut ke koana dan membesar dalam nasofaring.

    Diagnosis Polip Hidung

    Cara menegakkan diagnosa polip hidung, yaitu :
    1. Anamnesis.
    2. Pemeriksaan fisik. Terlihat deformitas hidung luar.
    3. Rinoskopi anterior. Mudah melihat polip yang sudah masuk ke dalam rongga hidung.
    4. Endoskopi. Untuk melihat polip yang masih kecil dan belum keluar dari kompleks osteomeatal.
    5. Foto polos rontgen & CT-scan. Untuk mendeteksi sinusitis.
    6. Biopsi. Kita anjurkan jika terdapat massa unilateral pada pasien berusia lanjut, menyerupai keganasan pada penampakan makroskopis dan ada gambaran erosi tulang pada foto polos rontgen.
    Anamnesis untuk diagnosis polip hidung :
    1. Hidung tersumbat.
    2. Terasa ada massa didalam hidung.
    3. Sukar membuang ingus.
    4. Gangguan penciuman : anosmia & hiposmia.
    5. Gejala sekunder. Bila disertai kelainan jaringan & organ di sekitarnya seperti post nasal drip, sakit kepala, nyeri muka, suara nasal (bindeng), telinga rasa penuh, mendengkur, gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup.
    Terapi Polip Hidung
    Ada 3 macam terapi polip hidung, yaitu :
    1. Medikamentosa : kortikosteroid, antibiotik & anti alergi.
    2. Operasi : polipektomi & etmoidektomi.
    3. Kombinasi : medikamentosa & operasi.
    Berikan kortikosteroid pada polip yang masih kecil dan belum memasuki rongga hidung. Caranya bisa sistemik, intranasal atau kombinasi keduanya. Gunakan kortikosteroid sistemik dosis tinggi dan dalam jangka waktu singkat. Berikan antibiotik jika ada tanda infeksi. Berikan anti alergi jika pemicunya dianggap alergi.Polipektomi merupakan tindakan pengangkatan polip menggunakan senar polip dengan bantuan anestesi lokal. Kategori polip yang diangkat adalah polip yang besar namun belum memadati rongga hidung. Etmoidektomi atau bedah sinus endoskopi fungsional (BSEF/FESS) merupakan tindakan pengangkatan polip sekaligus operasi sinus. Kriteria polip yang diangkat adalah polip yang sangat besar, berulang,dan jelas terdapat kelainan di kompleks osteomeatal. Antibiotik sebagai terapi kombinasi pada polip hidung bisa kita berikan sebelum dan sesudah operasi.Berikan antibiotik bila ada tanda infeksi dan untuk langkah profilaksis pasca operasi.

    anatomi dalam hidung

    anatomi dalam hidung

    anatomi hidung sagital

    anatomi hidung sagital